HOAX Dalam Media Sosial

Sering kita mendengar kata HOAX dalam media sosial. Berita,artikel ataupun posting hoax selalu berseliweran di internet dan media sosial.Hoax atau kabar palsu itu beredar secara masif di dunia maya tanpa kita sanggup untuk memilah milahnya. 

Hoax adalah berita berita bohong yang dikemas seolah olah fakta dengan maksud menyesatkan.

Hingga pada pada akhirnya hoax menjadi viral dan dipercaya oleh sebagaian besar pengguna internet.Kita kadang menyertakan hati saat meneruskan kabar yang ternyata terbukti kemudian adalah hoax.Tidak menimbang,mengecek berita dari sumber yang lain dan berpikir panjang sebelum share hoax tersebut di medsos.Sesuatu yang cocok dengan kita belum tentu cocok bagi banyak orang.Sumber hoax kebanyakan berasal dari kebencian,kedengkian dan sikap sembrono si pembuat hoax yang kebetulan isinya cocok dengan pikiran kita hingga kita share begitu saja ke teman sosmed kita.Hoax juga kadang bersumber dari perasaan kekaguman,ketakutan ataupun kepedulian kita yang berlebihan pada sesuatu hingga mengesampingkan akal sehat lalu kita membuat hoax atau share berita bohong untuk mendukung perasaan kita.Hoax bisa berakibat positif dan negatif.Tapi sisi negatifnya yang lebih menonjol.Misalnya saja akhir akhir ini berita tentang penculikan anak untuk diambil organ tubuhnya menjadi viral yang tanpa kita tahu kesahihan beritanya.Efeknya banyak salah tangkap terjadi pada orang gila yang dikira penculik sedang menyamar.Kecurigaan berlebihan pada orang asing,warung warung jajanan anak anak jadi sepi pembeli.

Berita bohong atau hoax jelas membahayakan.Jika berita bohong menjadi dasar dalam bertindak,maka akan terjadi perpecahan untuk sesuatu yang dasarnya adalah kepalsuan.Hoax juga bisa mengakibatkan kepercayaan pada informasi yang benar menjadi turun.

Kabar palsu atau hoax layaknya badai terus melanda di jejaring sosial.Tak peduli siapapun semua terkena,terjangkiti,terprovokasi dan tidak sedikit yang kemudian berakhir dengan kekerasan.Fakta sudah tak penting lagi.Lewat media sosial kebohongan atau hoax itu menyebar dengan luas.Hoax kini menjadi bagian dari pengalaman sehari hari lewat medsos.Kita kadang tak menyadari menyusupnya hoax karena kita merasa berita itu cocok dengan pikiran kita.Seolah hoax melayani aspirasi kita.

Kita karena saking inginnya menjadi yang pertama kali dalam menyampaikan suatu berita lalu tanpa mengecek sumbernya,membandingkan dengan situs berita terpercaya,langsung saja memposting berita itu di media sosial hingga akhirnya terbukti bahwa itu adalah hoax.

Menurut David Kushner,berita bohong hanyalah gejala.Penyakit sebenarnya adalah kurangnya keinginan mencari bukti,bertanya dan berpikir kritis

Berikut kiat kiat dalam menghadapi hoax

• Menggunakan media sosial dengan positif .Untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman,juga berbagi sesuatu yang berguna seperti posting kata kata mutiara,ucapan selamat atau pun tentang motivasi.
• Bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial.Jangan asal posting berita atau status yang kita tidak yakin kebenarannya.Juga jangan menebar kebencian di media sosial.Posting provokatif,mengadu domba sebaiknya dihindari.
• Selalu melakukan cek dan ricek sebelum posting artikel atau berita.Bandingkan dengan situs berita mainstream,konfirmasi ke yang pihak yang bersangkutan sebelum posting sesuatu yang mungkin bisa menjadi hoax.

• Mengikuti etika berinternet dan aturan yang berlaku.Misalnya tidak menyerang,memaki,memfitnah,pornografi dan segala hal yang menjadi larangan dalam berinternet.

 Memang susah di tengah era online saat ini untuk menghindari hoax. Dengan semakin mudah dan cepatnya internet diakses oleh semua orang. Tanpa batas wilayah, budaya, ras dan agama. Dengat semakin berkembangnya teknologi ponsel pintar, internet pun ada di genggaman. Dari kota besar sampai pelosok desa pun, asal masih ada jaringan telekomunikasi, akses internet bisa dilakukan. Banyaknya aplikasi aplikasi media sosial pun mempunyai andil besar tersebarnya hoax dengan cepat, tanpa batasan usia dan pendidikan. Dulu hoax hanya tersebar dari mulut ke mulut sekarang beralih ke media sosial.